Wednesday, January 30, 2019
Gerakan Perubahan untuk melawan Eksploitasi Hutan Kalimantan
Pada era moderen saat
ini kerusakan alam dan pemanfaatan hutan lindung dan hutan adat makin meningkat
dan berpotensi buruk bagi kelangsungan hidup manusia dan mahluk hidup lainnya,
khusunya di wliayah pulau Kalimantan. Luas hutan Kalimantan makin hari semakin
berkurang dengan jumlah ribuan hektare hutan setiap hari yang dialih fungsikan sebagai hutan
produksi kayu (ilegal logging), lahan
perkebunan kayu kertas dan kelapa sawit, hal ini tentu menjadi sebuah ancaman
bagi habitat flora dan fauna di wilayah Kalimantan. Bukan hanya flora dan fauna
saja yang terancam habitatnya melainkan manusia juga terkena dampak dari hal
tersebut seperti penduduk asli atau pribumi Kalimantan yang menggantung
hidupnya pada hasil alam juga terkena imbasnya terhadap pengalihan fungsi
hutan Kalimantan. Oleh sebab itu kami sebagai anak-anak, putra dan putri pribumi
Kalimantan yang mendiami rimbunnya hutan Kalimantan menyampaikan pesan kepada
instansi Pemerintah terkait dipusat dan daerah untuk campur tangannya dalam
membantu peran masyarakat asli Kalimantan untuk menggurangi eksploitasi yang
terjadi saat ini, serta turut membantu dalam melindungi hutan kalimantan dari
tangan-tangan serakah baik secara undang-udang atau hukum maupun peran secara
langsung atau tindakan. Sekian pesan
kami dari anak-anak Kalimantan yang penuh harapan
Thursday, April 26, 2018
Festival Gawai Dayak salah satu tradisi tahunan yang mempunyai keunikan tersendiri
Gawai Dayak adalah salah satu
tradisi sekaligus festival tahunan yang rutin diselenggarakan setiap tahunnya dalam
masyarakat Dayak Kalimantan khususnya Kalimantan Barat, biasanya tradisi atau
festival budaya tahun ini rutin diselenggarakan di Rumah Radang Pontianak
setiap bulan Mei. Gawai Dayak merupakan budaya sekaligus Ikonik yang
melambangkan keunikan budaya Dayak yang terdapat dalam daftar keragaman budaya
yang ada di Nusantara. Bukan tampa alasan Gawai Dayak menjadi Budaya yang
sangat ikonik, karena Gawai Dayak adalah
sebuah festival tahunan yang mempunyai keunikan tersendiri dan merupakan acara
tahunan yang rutin diselenggarakan dengan demikian Gawai Dayak ini sendiri telah
menarik minat orang luar seperti wisatawan dalam dan luar negeri untuk meliput
momen tersebut dalam lensa mereka masing-masing, hal tersebut bisa kita lihat pada saat digelarnya
pawai atau festival gawai dayak ketika acara pembukaan Gawai bahkan sampai penutupan
sekaligus. Bila kita lihat secara budaya tradisi Gawai Dayak ini merupakan
bentuk atau wujud rasa syukur kita terhadap tuhan yang maha esa atau jubata
atas rejeki yang telah diberikan seperti panen padi yang sangat berlimpah pada
musim berladang dan masih diberikan umur panjang serta dijauhkan dari hal-hal atau
sesuatu yang buruk.
Tuesday, April 24, 2018
Menepis anggapan tentang ucapan Terima Kasih yang tidak terdapat dalam bahasa berbagai suku Dayak Kalimantan
Uacapan terima kasih adalah salah satu bentuk reaksi
dari seseorang yang hendak menerima sesuatu bentuk belas kasian dan rasa syukur
atas bantuan dan materi yang diberikan oleh orang lain kepada orang tersebut
begitu pun sebaliknya. Tapi disini saya ingin membahas satu hal yang dikata
orang lain tentang adat istiadat dalam suku Dayak, yaitu tentang kata terima
kasih yang secara khusus tidak terdapat
dalam terjemahan bahasa suku Dayak manapun yang ada di pulau Kalimantan. Pernah
seseorang bertanya kepada saya tentang apakah suku Dayak mengenal rasa terima kasih dalam kehidupan
bermasyarakat dan interaksi sosial di lingkungan suku Dayak itu sendiri pada
zaman nenek moyang dahulu atau sampai dengan saat ini, mengingat tidak adanya
terjemahan secara khusus kata terima kasih dalam bahasa dayak?. Baiklah disini
saya ingin menjelaskan jawaban atas pertanyaan orang tersebut. Rasa terima
kasih itu tidak selalu dalam bentuk ucapan karena rasa terima kasih bisa saja
dalam bentuk sebuah aksi atau doa Seperti kebiasaan atau tradisi dalam adat
istiadat suku dayak. jadi pada pokok pembahasannya saya simpulkan bahwa memang
ada beberapa Sub Suku Dayak yang secara khusus tidak ada terjemahan kata Terima
Kasih, tetapi bukan berarti Suku Dayak tidak mengenal rasa terima kasih. Dalam
tradisi atau kebiasaan suku dayak terima kasih diungkapkan melalui sebuah aksi
dengan rasa syukur yaitu tradisi gawai dayak secara besar maupun Gawai berkat
benih pada suatu kampung serta ritual adat lainnya. Hal itu dilakukan untuk
memanjatkan doa dan rasa syukur (terima kasih) kepada tuhan atau jubata dalam
bahasa dayak. Jadi pada intinya anggapan tentang suku Dayak yang tidak mengenal
rasa terima kasih itu anggapan yang salah besar, karena sebenarnya suku Dayak
memang sudah mengenal rasa terima kasih secara turun temurun dari nenek moyang
suku Dayak itu sendiri.