Uacapan terima kasih adalah salah satu bentuk reaksi
dari seseorang yang hendak menerima sesuatu bentuk belas kasian dan rasa syukur
atas bantuan dan materi yang diberikan oleh orang lain kepada orang tersebut
begitu pun sebaliknya. Tapi disini saya ingin membahas satu hal yang dikata
orang lain tentang adat istiadat dalam suku Dayak, yaitu tentang kata terima
kasih yang secara khusus tidak terdapat
dalam terjemahan bahasa suku Dayak manapun yang ada di pulau Kalimantan. Pernah
seseorang bertanya kepada saya tentang apakah suku Dayak mengenal rasa terima kasih dalam kehidupan
bermasyarakat dan interaksi sosial di lingkungan suku Dayak itu sendiri pada
zaman nenek moyang dahulu atau sampai dengan saat ini, mengingat tidak adanya
terjemahan secara khusus kata terima kasih dalam bahasa dayak?. Baiklah disini
saya ingin menjelaskan jawaban atas pertanyaan orang tersebut. Rasa terima
kasih itu tidak selalu dalam bentuk ucapan karena rasa terima kasih bisa saja
dalam bentuk sebuah aksi atau doa Seperti kebiasaan atau tradisi dalam adat
istiadat suku dayak. jadi pada pokok pembahasannya saya simpulkan bahwa memang
ada beberapa Sub Suku Dayak yang secara khusus tidak ada terjemahan kata Terima
Kasih, tetapi bukan berarti Suku Dayak tidak mengenal rasa terima kasih. Dalam
tradisi atau kebiasaan suku dayak terima kasih diungkapkan melalui sebuah aksi
dengan rasa syukur yaitu tradisi gawai dayak secara besar maupun Gawai berkat
benih pada suatu kampung serta ritual adat lainnya. Hal itu dilakukan untuk
memanjatkan doa dan rasa syukur (terima kasih) kepada tuhan atau jubata dalam
bahasa dayak. Jadi pada intinya anggapan tentang suku Dayak yang tidak mengenal
rasa terima kasih itu anggapan yang salah besar, karena sebenarnya suku Dayak
memang sudah mengenal rasa terima kasih secara turun temurun dari nenek moyang
suku Dayak itu sendiri.
0 komentar:
Post a Comment