Tuesday, April 24, 2018

Menepis anggapan tentang ucapan Terima Kasih yang tidak terdapat dalam bahasa berbagai suku Dayak Kalimantan



Uacapan terima kasih adalah salah satu bentuk reaksi dari seseorang yang hendak menerima sesuatu bentuk belas kasian dan rasa syukur atas bantuan dan materi yang diberikan oleh orang lain kepada orang tersebut begitu pun sebaliknya. Tapi disini saya ingin membahas satu hal yang dikata orang lain tentang adat istiadat dalam suku Dayak, yaitu tentang kata terima kasih yang secara khusus  tidak terdapat dalam terjemahan bahasa suku Dayak manapun yang ada di pulau Kalimantan. Pernah seseorang bertanya kepada saya tentang apakah suku Dayak  mengenal rasa terima kasih dalam kehidupan bermasyarakat dan interaksi sosial di lingkungan suku Dayak itu sendiri pada zaman nenek moyang dahulu atau sampai dengan saat ini, mengingat tidak adanya terjemahan secara khusus kata terima kasih dalam bahasa dayak?. Baiklah disini saya ingin menjelaskan jawaban atas pertanyaan orang tersebut. Rasa terima kasih itu tidak selalu dalam bentuk ucapan karena rasa terima kasih bisa saja dalam bentuk sebuah aksi atau doa Seperti kebiasaan atau tradisi dalam adat istiadat suku dayak. jadi pada pokok pembahasannya saya simpulkan bahwa memang ada beberapa Sub Suku Dayak yang secara khusus tidak ada terjemahan kata Terima Kasih, tetapi bukan berarti Suku Dayak tidak mengenal rasa terima kasih. Dalam tradisi atau kebiasaan suku dayak terima kasih diungkapkan melalui sebuah aksi dengan rasa syukur yaitu tradisi gawai dayak secara besar maupun Gawai berkat benih pada suatu kampung serta ritual adat lainnya. Hal itu dilakukan untuk memanjatkan doa dan rasa syukur (terima kasih) kepada tuhan atau jubata dalam bahasa dayak. Jadi pada intinya anggapan tentang suku Dayak yang tidak mengenal rasa terima kasih itu anggapan yang salah besar, karena sebenarnya suku Dayak memang sudah mengenal rasa terima kasih secara turun temurun dari nenek moyang suku Dayak itu sendiri.

0 komentar:

Post a Comment