• Danau Sentarum

    Danau Sentarum merupakan danau yang dikelilingi hutan basah yang berada tepat dijantung belantara hutan Kalimantan dan merupakan danau terbesar di Kalimantan...

  • Hutan Hujan

    Hutan hujan adalah salah satu karakteristik beberapa bagian hutan di belantara Kalimantan yang beriklim tropis dan sub tropis...

  • Iklim tropis dan sub tropis

    Sebagian besar wilayah Kalimantan memiliki dua iklim yaitu iklim tropis dan sub tropis yang membuat wilayah Kalimantan memiliki rata-rata curah hujan dari sedang hingga tinggi...

  • Kultur Budaya

    Kalimantan memiliki kultur budaya yang sangat unik salah satunya kultur dan budaya yang berasal dari suku dan etnis Dayak yang memiliki Populasi terbesar yang tersebar di seluruh daerah di Kalimantan...

  • Flora dan Fauna

    Kalimantan memiliki berbagai macam jenis flora dan fauna mulai dari tumbuhan liar, hewan endemik hingga primata khas Kalimantan yang berjumlah ribuan spesies...

Thursday, April 26, 2018

Festival Gawai Dayak salah satu tradisi tahunan yang mempunyai keunikan tersendiri


sorotborneo.blogspot.com

Gawai Dayak adalah salah satu tradisi sekaligus festival tahunan yang rutin diselenggarakan setiap tahunnya dalam masyarakat Dayak Kalimantan khususnya Kalimantan Barat, biasanya tradisi atau festival budaya tahun ini rutin diselenggarakan di Rumah Radang Pontianak setiap bulan Mei. Gawai Dayak merupakan budaya sekaligus Ikonik yang melambangkan keunikan budaya Dayak yang terdapat dalam daftar keragaman budaya yang ada di Nusantara. Bukan tampa alasan Gawai Dayak menjadi Budaya yang sangat ikonik, karena Gawai Dayak adalah sebuah festival tahunan yang mempunyai keunikan tersendiri dan merupakan acara tahunan yang rutin diselenggarakan dengan demikian Gawai Dayak ini sendiri telah menarik minat orang luar seperti wisatawan dalam dan luar negeri untuk meliput momen tersebut dalam lensa mereka masing-masing, hal  tersebut bisa kita lihat pada saat digelarnya pawai atau festival gawai dayak ketika acara pembukaan Gawai bahkan sampai penutupan sekaligus. Bila kita lihat secara budaya tradisi Gawai Dayak ini merupakan bentuk atau wujud rasa syukur kita terhadap tuhan yang maha esa atau jubata atas rejeki yang telah diberikan seperti panen padi yang sangat berlimpah pada musim berladang dan masih diberikan umur panjang serta dijauhkan dari hal-hal atau sesuatu yang buruk.

Tuesday, April 24, 2018

Menepis anggapan tentang ucapan Terima Kasih yang tidak terdapat dalam bahasa berbagai suku Dayak Kalimantan



Uacapan terima kasih adalah salah satu bentuk reaksi dari seseorang yang hendak menerima sesuatu bentuk belas kasian dan rasa syukur atas bantuan dan materi yang diberikan oleh orang lain kepada orang tersebut begitu pun sebaliknya. Tapi disini saya ingin membahas satu hal yang dikata orang lain tentang adat istiadat dalam suku Dayak, yaitu tentang kata terima kasih yang secara khusus  tidak terdapat dalam terjemahan bahasa suku Dayak manapun yang ada di pulau Kalimantan. Pernah seseorang bertanya kepada saya tentang apakah suku Dayak  mengenal rasa terima kasih dalam kehidupan bermasyarakat dan interaksi sosial di lingkungan suku Dayak itu sendiri pada zaman nenek moyang dahulu atau sampai dengan saat ini, mengingat tidak adanya terjemahan secara khusus kata terima kasih dalam bahasa dayak?. Baiklah disini saya ingin menjelaskan jawaban atas pertanyaan orang tersebut. Rasa terima kasih itu tidak selalu dalam bentuk ucapan karena rasa terima kasih bisa saja dalam bentuk sebuah aksi atau doa Seperti kebiasaan atau tradisi dalam adat istiadat suku dayak. jadi pada pokok pembahasannya saya simpulkan bahwa memang ada beberapa Sub Suku Dayak yang secara khusus tidak ada terjemahan kata Terima Kasih, tetapi bukan berarti Suku Dayak tidak mengenal rasa terima kasih. Dalam tradisi atau kebiasaan suku dayak terima kasih diungkapkan melalui sebuah aksi dengan rasa syukur yaitu tradisi gawai dayak secara besar maupun Gawai berkat benih pada suatu kampung serta ritual adat lainnya. Hal itu dilakukan untuk memanjatkan doa dan rasa syukur (terima kasih) kepada tuhan atau jubata dalam bahasa dayak. Jadi pada intinya anggapan tentang suku Dayak yang tidak mengenal rasa terima kasih itu anggapan yang salah besar, karena sebenarnya suku Dayak memang sudah mengenal rasa terima kasih secara turun temurun dari nenek moyang suku Dayak itu sendiri.

Rumah panjai sungai antu hulu, rumah betang tertua suku Dayak Mualang


Rumah panjai atau rumah betang sungai antu hulu adalah rumah betang tertua di daerah Dayak Mualang yang terletak di desa sungai antu Kecamatan Belitang Hulu Kabupaten Sekadau Kalimantan Barat. rumah betang ini sudah berusia ratusan tahun namun tetap kokoh berdiri hingga saat ini, rumah panjai atau rumah betang ini masih dihuni puluhan kepala keluarga hingga saat ini. tidak bisa dipungkiri bahwa alsan masih berdirinya rumah betang ini sampai sekarang yaitu karena struktur dan bahan bagunan yang digunakan pada pembuatan rumah betang ini adalah kayu-kayu hutan yang berkualitas dan tahan lama salah satunya adalah kayu ulin atau kayu belian. oleh karena itu meskipun rumah betang ini tergerus jaman dan usianya yang semakin tua tetapi masih tetap berdiri kokoh. rumah betang sungai antu hulu ini merupakan salah satu rumah betang atau rumah panjai yang masih tersisa di daerah Dayak Mualang dan merupakan rumah betang tertua untuk daerah Suku Dayak Mualang.

Sunday, April 22, 2018

Panglima Burung, Panglima Ngayau dan Panglima Abio, pejuang legendaris Dayak.


Tidak seperti penampilan orang-orang yang mengaku Panglima Dayak hari ini, Panglima Burung Mansau adalah seorang bersahaja dan pejuang Dayak Iban. Beliau berasal dari Desa Majang, Kapuas Hulu, dan lahir pada tanggal 14 November 1914. Salah satu perjuangan beliau adalah menyerbu Pontianak, untuk membalas dendam kepada Jepang atas kematian Pang Suma. Kemudian menuntut diangkatnya Sultan Pontianak untuk menghindari kekosangan kekuasaan. Dalam Buku Sultan Hamid II , Sang Perancang Lambang Negara Elang Rajawali - Garuda Pancasila, pada bagian : Surat Sultan Hamid II kepada Solichim Salam, Penjelasan tentang Sejarah Lambang Negara RIS 11 Februari 1950, disitu beliau mengungkapkan andil Panglima Burung dalam memberikan masukan membuat lambang Negara Indonesia. Panglima burung wafat pada pada tahun 2005 silam dan dimakamkan pada tanggal 27 Oktober 2005 di Taman Makam Pahlawan Pang Suma di Meliau, Kalimantan Barat.

sumberhalaman facebook Pulau Dayak
               https://www.facebook.com/photo.php
               

Sunday, April 1, 2018

SIMBOL BERSATUNYA SEMANGAT PARA LELUHUR KALIMANTAN

Simbol Bersatunya Semangat Para Leluhur Kalimantan biasanya akan muncul jika akan ada kegiatan besar atau sering juga muncul jika akan terjadi peperangan. Simbol ini muncul pada kawasan suci yang dahulunya pernah menjadi Balai atau Tempat bertemunya Para Leluhur Kalimantan yang memiliki kemampuan spiritual yang tinggi atau dengan kata lain memiliki Ilmu yang tinggi. Jika Para Leluhur Kalimantan tersebut telah tidak ada lagi di dunia, maka diyakini bahwa ruh-ruh suci Para Leluhur tersebut atau Ilmu-Ilmu yang dimiliki berkumpul pada kawasan yang muncul simbol seperti ini. Pemunculan simbol seperti ini tidak pada kawasan sembarangan, ada kawasan tertentu yang mengikuti syarat dan ketentuan dari pembentukan kawasan suci. Untuk penjelasan tentang kawasan suci tersebut akan dibahas pada postingan yang lain. Simbol ini dapat muncul dengan disengaja yaitu dibuat oleh Tetua Adat yang turun temurun mengetahui tentang simbol tersebut dari Leluhurnya. Namun simbol tersebut dapat juga muncul dengan tanpa disengaja. Untuk tanpa disengaja ini ada dua makna yaitu muncul dengan sendirinya sebagai tanda kepada anak keturunan mereka, dan dapat melalui manusia yang tanpa sadar akibat pengaruh Ruh-Ruh Suci tersebut sehingga tanpa diketahuinya membuat simbol tersebut mengikuti kemauan dari Ruh-Ruh Suci tersebut. Untuk di Kabupaten Sanggau, kemunculan simbol seperti ini merupakan tanda berkumpulnya semangat Para Leluhur Pasak Sanggau yang telah berkumpul pada kawasan tersebut, dimana kawasan itu dahulunya merupakan kawasan suci sebagai Balai atau tempat Para Leluhur Pasak Sanggau berkumpul.

sumber : Halaman Facebook Poesaka Kapoeas