-
Danau Sentarum
Danau Sentarum merupakan danau yang dikelilingi hutan basah yang berada tepat dijantung belantara hutan Kalimantan dan merupakan danau terbesar di Kalimantan...
-
Hutan Hujan
Hutan hujan adalah salah satu karakteristik beberapa bagian hutan di belantara Kalimantan yang beriklim tropis dan sub tropis...
-
Iklim tropis dan sub tropis
Sebagian besar wilayah Kalimantan memiliki dua iklim yaitu iklim tropis dan sub tropis yang membuat wilayah Kalimantan memiliki rata-rata curah hujan dari sedang hingga tinggi...
-
Kultur Budaya
Kalimantan memiliki kultur budaya yang sangat unik salah satunya kultur dan budaya yang berasal dari suku dan etnis Dayak yang memiliki Populasi terbesar yang tersebar di seluruh daerah di Kalimantan...
-
Flora dan Fauna
Kalimantan memiliki berbagai macam jenis flora dan fauna mulai dari tumbuhan liar, hewan endemik hingga primata khas Kalimantan yang berjumlah ribuan spesies...
Thursday, April 26, 2018
Festival Gawai Dayak salah satu tradisi tahunan yang mempunyai keunikan tersendiri
Tuesday, April 24, 2018
Menepis anggapan tentang ucapan Terima Kasih yang tidak terdapat dalam bahasa berbagai suku Dayak Kalimantan
Rumah panjai sungai antu hulu, rumah betang tertua suku Dayak Mualang
Sunday, April 22, 2018
Panglima Burung, Panglima Ngayau dan Panglima Abio, pejuang legendaris Dayak.
Tidak seperti penampilan orang-orang yang mengaku Panglima Dayak hari ini, Panglima Burung Mansau adalah seorang bersahaja dan pejuang Dayak Iban. Beliau berasal dari Desa Majang, Kapuas Hulu, dan lahir pada tanggal 14 November 1914. Salah satu perjuangan beliau adalah menyerbu Pontianak, untuk membalas dendam kepada Jepang atas kematian Pang Suma. Kemudian menuntut diangkatnya Sultan Pontianak untuk menghindari kekosangan kekuasaan. Dalam Buku Sultan Hamid II , Sang Perancang Lambang Negara Elang Rajawali - Garuda Pancasila, pada bagian : Surat Sultan Hamid II kepada Solichim Salam, Penjelasan tentang Sejarah Lambang Negara RIS 11 Februari 1950, disitu beliau mengungkapkan andil Panglima Burung dalam memberikan masukan membuat lambang Negara Indonesia. Panglima burung wafat pada pada tahun 2005 silam dan dimakamkan pada tanggal 27 Oktober 2005 di Taman Makam Pahlawan Pang Suma di Meliau, Kalimantan Barat.
sumber : halaman facebook Pulau Dayak
https://www.facebook.com/photo.php
Sunday, April 1, 2018
SIMBOL BERSATUNYA SEMANGAT PARA LELUHUR KALIMANTAN
sumber : Halaman Facebook Poesaka Kapoeas
Saturday, March 31, 2018
SIMBOL ASAL MUASAL LELUHUR DAYAK PANGKODANT
Lawan atau Singa Jaga Kota lahir tahun 1865 dan wafat pada tanggal 13 Desember 1977. Lawan atau Singa Jaga Kota ini memiliki kaki yang panjang, sehingga jika beliau duduk menjongkok maka lutut kakinya tersebut berada melewati atas kepala beliau.
Monday, March 19, 2018
sejarah kerajaan Lawai dalam peradaban suku dayak
Saturday, March 17, 2018
cerita asal muasal AMJI ATTAK
Selanjutnya pada November 1964, pasukan Mobrig Ranger berlayar dari Tanjung Pinang menuju Malaysia. Dan dua perahu pasukan Mobrig Ranger berhasil masuk daratan Malaysia, namun di hutan Malaysia mereka ditangkap Patroli Inggris di Port Sehan. Kesemua anggota pasukan Mobrig Ranger yang tertangkap tersebut kemudian disidangkan di Pengadilan Kuala Lumpur, dan dimasukkan ke penjara di Johor selama 2 tahun 8 bulan.
Adapun pasukan Mobrig Ranger Amji Attak adalah Resimen Pelopor yang menyusup diam-diam ke Malaysia pada Maret 1965. Dengan tujuh perahu sekoci, mereka berangkat lewat Belakang Padang di Batam. Saat sudah dekat daratan di peisisir Malaysia, mereka mendayung. Amji Attak yang pada masa itu berpangkat Aipda dan memiliki nama sandi Muhammad ditugaskan sebagai pemimpin pasukannnya, karena ia paling diandalkan dalam mendayung perahu. Keahlian mendayungnya tersebut berasal dari tempaan alam sebagai anak Dayak di pedalaman yang dekat dengan kehidupan sungai, sehingga mendayung ini sangat mudah baginya.
Ketika pasukan Resimen Pelopor Aipda Amji Attak memasuki wilayah perairan Malaysia pada malam hari yaitu di wilayah laut China Selatan, mereka mendengar suara deru kapal besar yang mendekat. Aipda Amji Attak segera memerintahkan pasukannya untuk waspada dan menyiapkan senjata, untuk selanjutnya bergerak memanfaatkan celah diantara kapal. Aipda Amji Attak juga memberitahukan kepada anggota pasukannya bahwa yang mereka hadapi adalah kapal patroli AL Malaysia dan Kapal Perang Inggris.Tanpa gentar sedikitpun segenap anggota pasukan Aipda Amji Attak langsung mengokang senjata mereka dan melepas pengamannya. Pada saat itulah lampu kapal patroli AL Malaysia menyoroti perahu yang membawa pasukan Pelopor tersebut, yang langsung disambut dengan reaksi pasukan Pelopor dengan segera menembaki lampu sorot tersebut. Sebuah tembakan tepat mengenai seorang anggota AL Malaysia dan sesaat kemudian terjadilah kontak senjata seru ditengah laut China Selatan pada malam tersebut. Hiruk pikuk suara tembakan dari masing-masing pasukan terdengar riuh dan memekakkan telinga. Suara teriakan dan suara tubuh manusia yang tercebur ke laut ramai terdengar. Rupanya beberapa anggota Pasukan Pelopor Aipda Amji Attak dan AL Malaysia terkena tembakan. Melihat hal itu Aipda Amji Attak segera memerintahkan anak buahnya untuk menembakan pelontar granat ke arah kapal musuh.
Tembakan pertama meleset dan granat jatuh ke laut, namun tembakan kedua berakibat fatal bagi kapal patroli AL Malaysia karena tembakan pelontar granat tepat mengenai gudang amunisi kapal sehingga kapal meledak dan menimbulkan cahaya terang. Kapal patroli AL Malaysia itu mengalami kerusakan berat dan mundur dari medan pertempuran. Mundurnya patroli AL Malaysia tersebut rupanya sambil memanggil bala bantuan, karena sesaat kemudian datanglah dua lagi kapal patroli AL Malaysia dan Kapal Perang Inggris. Dengan jarak yang masih jauh sehingga memungkinkan kedua kapal tersebut menggunakan meriam untuk menghajar posisi perahu pasukan Pelopor Aipda Amji Attak. Pertempuran kedua ini berjalan tidak seimbang karena pasukan Pelopor Aipda Amji Attak yang bersenjatakan senapan ringan dan pelontar granat harus menghadapi kapal AL Malaysia dan Inggris yang bersenjatakan meriam dan senapan mesin.
Namun demikian, Aipda Amji Attak tidak memerintahkan anak buahnya untuk menyerah melainkan justru memerintahkan untuk menyerang mendekati kedua kapal tersebut. Pada saat itu Aipda Amji Attak berstrategi bahwa dalam pertempuran jarak dekat masih ada harapan bagi pasukan Pelopor yang dipimpinnya untuk selamat atau paling tidak bisa mengakibatkan kerusakan yang lebih besar bagi musuh. Selanjutnya, tembakan senapan mesin kaliber 12,7 mm dari kapal musuh segera menghantam perahu pertama dan anggota Pasukan Pelopor Aipda Amji Attak yang ada di kapal tersebut tersapu tembakan. Dua perahu lainnya masih memberikan perlawanan dengan tembakan yang sengit. Pada peristiwa tersebut, Pasukan Pelopor Amji Attak hanya bersenjatakan senjata AR 15 sehingga sulit untuk membidik musuh. Sehingga para Pasukan Pelopor hanya menggunakan nalurinya untuk menembak. Mereka hanya membidik dan menembak pada saat pelontar granat ditembakan. Namun pada jarak yang jauh pelontar granat sulit diharapkan. Akhirnya perlawanan dari dua perahu pasukan Pelopor Aipda Amji Attak ini diakhiri oleh dua buah tembakan meriam yang mengenai samping perahu. Perahu Aipda Amji Attak hancur terkena tembakan meriam dan beliau gugur di Laut China Selatan. Perlawanan sengit pasukan Pelopor Aipda Amji Attak berakhir karena hampir semua anggota Pasukan Pelopor yaitu sebanyak 33 orang gugur dalam pertempuran tersebut.
Pada tahun 1966, Kesatrian Brimob Kelapa Dua diresmikan dan nama Aipda Amji Attak diabadikan sebagai nama Kesatrian Korps Brimob Polri Kelapa Dua. Selain karena ia paling senior, juga sebagai cikal bakal Pelopor Ranger dari kompi Resimen Pelopor. Selain itu juga sebagai pahlawan Dwikora yang gugur ketika peristiwa konfrontasi Malaysia. Dimana peristiwa ini ikut andil menghantarkan Malaysia, Singapura dan Brunei merdeka. Nama Aipda Amji Attak juga diabadikan dalam bentuk patung yang berdiri gagah di gerbang Kesatrian Brimob Kelapa Dua bersama patungnya Tobaki Takuda yaitu anggota Brimob Ranger yang juga tewas dalam konfrontasi dengan Malaysia tahun 1964.
SIMBOL-SIMBOL PERADABAN DAYAK PURBA
Adapun beberapa simbol Bangsa Dayak Purba yang sering ditemukan pada guratan batu-batu adalah sebagai berikut :
- Simbol Lilith atau Litih ini menggambarkan bahwa peradaban Bangsa Dayak Purba berada dibawah tanah. Dalam hal ini secara spiritual bahwa Bangsa Dayak Purba ini menghormati suatu ruh suci yang bersemayam dibawah tanah. Ruh suci ini diyakini berbentuk Naga. Biasanya kawasan yang ditemukan batu-batu bersimbol ini banyak ditemukan unsur-unsur emas karena perkembangan peradaban Bangsa Dayak Purba ini pada masa dahulu mengarah ke dalam tanah.
- Simbol Cantaka menggambarkan bahwa peradaban Bangsa Dayak Purba berada didalam air. Secara spiritual bahwa Bangsa Dayak Purba ini menghormati ruh suci yang bersemayam didalam air. Pada umumnya ruh suci tersebut diyakini berbentuk Buaya. Biasanya kawasan yang ditemukan batu-batu bersimbol ini banyak ditemukan unsur-unsur intan. Hingga sekarang masih diyakini bahwa peradaban Bangsa Dayak Purba ini masih ada dan terus berkembang didalam air.
- Simbol Zion menggambarkan bahwa peradaban Bangsa Dayak Purba berada pada sebuah Gunung atau Bukit Batu. Bangsa Dayak Purba dengan simbol seperti ini menghormati ruh suci yang diyakini bertubuh manusia dan berkepala burung. Bahkan beberapa masyarakat pedalaman meyakini bahwa kawasan yang ditemukan batu-batu bersimbol seperti ini merupakan tanda kawasan penduduk berkepala burung dengan kulitnya mirip kulit pohon kepuak. Pada umumnya, kawasan yang ditemukan batu-batu bersimbol ini akan terasa sangat mencekam, dengan suasana lembab dan sedikit terhambat untuk bernafas.
sumber : Laman Facebook Poesaka Kapoeas
70 BUMI DALAM ILMU PERBINTANGAN BANGSA DAYAK
Tuesday, March 13, 2018
Mengingat kembali tentang masyarakat suku dayak dalam perang Majang Desa yang berperang melawan penjajah di tanah Borneo
Wednesday, February 28, 2018
Penemuan Fosil Kayu Ulin yang berusia kurang lebih 2 juta tahun yang lalu di Kalimantan Timur
Saturday, February 17, 2018
Siapa yang sebenarnya hama di Hutan Kalimantan ini
Siapa yang sebenarnya hama di hutan ini, Manusia atau Hewan hutan? Pantaskah Orang Hutan dan hewan lainnya di hutan Kalimantan ini di sebut hama?, 80% Pulau Kalimantan adalah hutan dan menjadi habitnya para hewan dan 20% habitat para manusia.Terus siapakah yang di sebut hama? apakah manusia pantas membantai mereka secara membabi buta. tanpa manusia rumah mereka tidak akan hilang, hidup mereka tidak akan diakhiri jaman ketahui lah lahan yang manusia tempati adalah rumah mereka. sampai kapan kita akan terus berpangku dada dan palingkan muka terhadap rumah dan tanah mereka, 100 % hewan-hewan endemik dan primata Kalimantan akan punah dalam waktu dekat bila kita tidak membuka mata dan mempertahankan hutan kita yang kian hari makin menyempit dan makin terbabat akibat ulah keserakahan penguasa yang membutakan mata kita dengan uang. makin hari hutan kita yang dijuluki paru-paru dunia ini akan membekas diingatan kita dan tidak akan pernah terlintas dimata anak cucu kita nanti. Kalimantan hutan mu semakin runyam penghuni rimba mu semakin berkurang dan punah. terlintas pertanyaan dibenag ini, akan kah anak cucu ku nanti menikmati keasrian dan kegagahan rimba mu?
Tuesday, February 13, 2018
Tradisi Cempalek atau Pelupas, Cope, Bapusak dalam adat istiadat Dayak Kalimantan
Saturday, February 10, 2018
Dayak Akan Bertahan Atau Hilang?
Tuesday, February 6, 2018
Ngayau tradisi perburuan kepala manusia dalam suku dayak pada masa lampau
Monday, February 5, 2018
Latar belakang Tari Ajat Temuai Datai atau tarian peyambutan tamu dalam adat suku dayak
- Ngunsai Beras (menghamburkan beberapa beras di depan para Bujang Berani/Ksatria/Pahlawan, sambil membacakan doa melalui perantaraan Sengalang Burong),
- Mancong Buloh yaitu; Menebaskan Mandau/Nyabor untuk memutuskan bambu yang sengaja dilintangkan atau di empang di pintu masuk wilayah rumah panjai.
- Ngajat Ngiring Temuai: menari mengiringi tamu ataupun memandu tamu sampai kedepan tangga naik Rumah Panjai (rumah panggung yang panjang) proses ngiring temuai ini dilakukan dengan cara menari dan tarian ini dinamakan Ngajat Ngiring Temuai.
- Tama’ Bilik (memasuki rumah panjai) atau masuk ke tempat tertentu setelah merendam kakinya pada sebuah batu di dalam sebuah wadah sebagai simbol pencelap semengat , setelah melalui prosesi babak diatas, maka tamu diizinkan naik ke rumah panjang dengan maksud menyucikan diri dalam upacara yang disebut Mulai Semengat (mengembalikan semangat perang) (john Roberto P. 2002.ISI yogyakarta), kemudian baru diadakan Gawai pala' acara ini untuk menghormati kepala hasil kayau, dan dalam acara ini terdapat beberapa tarian yang disebut: Tari Ayun Pala, Tari Pedang dll. Adapun Nama-nama beberapa Panglima / Tuwak Dayak Mualang masa lalu yaitu: Tuwak Biau Balau (pemimpin Kayau), Tuwak Pangkar Begili (Tidak Pernah Mund).
https//: Wikipedia.org.id/
Sunday, February 4, 2018
Tampun Juah Cerita rakyat Dayak Mualang
Daerah persinggahan akhir yakni di Tampun Juah. Di sana mereka hidup dan mencapai zaman Eksistensi atau keemasan, dalam tiga puluh buah bilik Rumah Panjai ( rumah panggung yang panjang ) dan tiga puluh buah pintu utama. Mereka hidup aman, damai dan harmonis. Tampun Juah sendiri berasal dari dua buah kata yakni: Tampun dan Juah, terkait dengan suatu peristiwa yang bersejarah yang merupakan peringatan akhir terhadap suatu larangan yang tak boleh terulang selama-lamanya. Tampun sendiri adalah suatu kegiatan pelaksanaan Eksekusi terhadap dua orang pelanggar berat yang tidak dapat ditolelir, yakni dengan cara memasung terlentang dan satunya ditelungkupkan pada pasangan yang terlentang tersebut, kemudian dari punggung yang terlungkup di tumbuk dengan bambu runcing, kemudian keduanya dihanyutkan di sungai.
Thursday, February 1, 2018
Buah Leci hutan dari hutan borneo
Buah Kubal Buah yang tumbuh liar dihutan buah khas hutan Kalimantan
Buah kubal ini sendiri banyak digemari oleh masyarakat umunya masyarakat dayak karena rasanya yang khas dan manis. Ada beberapa jenis dari buah kubal ini sendiri antara lain adalah kubal susu dan kubal arang dalam bahasa dayak. Tumbuhan kubal ini sendiri berbuah secara musiman dan berbuah pada saat musim buah.
Wednesday, January 31, 2018
Dayak Iban
Legenda Orang Buah Kana dalam cerita dayak mualang
- Kelompok yang kini di sebut Dayak Batang Lupar / Iban, berangkat menyusuri sungai sai, tembus ke muara sungai ketungau sampai ke Batang Lupar, Kapuas hulu. ( kisah ini dituturkan sama dan diakui oleh kelompok Dayak Iban dari Sadong, Serawak, Malaysia). Dalam pengembaraannya, dan sesudah sampai di Batang Lupar, kelompok ini kemudian terpecah dan membentuk kelompok – kelompok atau sub- sub Ibanic ( Kantuk, Undup, Gaat, Saribas, Sebuyau, Sebaruk, Skrang, Balau ) dan lain-lain yang juga menyebar dan mencari tanah dan kehidupan baru.
- Kelompok Ketungau. Menyusuri aliran Sungai Sai, terus masuk sungai ketungau, dan menetap disana di sepanjang sungai ketungau dan membentuk kelompok-kelompok kecil diantaranya: Bugao, Banyur, Tabun dll.
- Kelompok Mualang. Kelompok ini adalah kelompok yang bertahan terakhir di Tampun Juah, hal ini karena pada waktu itu kelompok ini ada pantangan pergi karena ada salah seorang yang melahirkan, setelah sekian lama kemudian kelompok ini menyusul kelompok keduanya dengan menyusuri Sungai Sai, sampai di muara sungai ketungau. Kelompok ini di pimpin oleh: Guyau Temenggung Budi, mereka membawa seorang pengawal / manok sabung / Letnan yang terkenal di zamannya bernama Mualang. Dalam perjalanannya menyusuri sungai ketungau, rombongan Guyau Temenggung Budi tersesat, hal ini dikarenakan adanya banjir yang menyebabkan tanda ( lujok ) yang dibuat pendahulunya berubah arah di terpa arus banjir, setelah sampai dimuara sungai ketungau. Hal ini menyebabkan mereka menghentikan perjalanannya untuk sekian lama. Sejalan dengan itu pengawal rombongan ( manok sabung ) bernama; Mualang meninggal dunia ditempat itu, ia dikubur disebelah kanan mudik sungai ketungau. Mualang diabadikan untuk menyebut nama anak sungai tersebut menjadi sungai Mualang dan rombongan Guyau temenggung budi mengabadikan nama kelompok yang dipimpinnya tersebut dengan nama Orang Mualang, yang berasal dari sungai Mualang dan lambat laun oleh penerusnya disebut dengan nama Dayak Mualang.
- Setelah berkabung, mereka memutuskan menetap di sungai Mualang untuk beberapa lama. Suatu hari ketika sedang mencari ikan menyusuri sungai Mualang, mereka menemukan sebuah lubuk ( teluk yang dalam ) yang banyak ikannya, kemudian berita gembira ini disampaikan ke segenap kelompok orang Mualang lainnya dan akhirnya mereka beramai – ramai mengambil ikan dilubuk tersebut.Setelah mendapatkan ikan yang banyak, segala dayung dan peralatan cari ikan lainnya mereka tenggelamkan dilubuk itu, dan lubuk itu mereka sebut dengan nama lubuk Sedayung. Selain mencari ikan mereka juga kerap kali berburu disekitar hutan sampai jauh masuk ke segala arah. Pada suatu ketika disaat sedang berburu, mereka (orang Mualang), menemukan pemburu lainnya yang mempunyai bahasa sama dengan rombongan orang Mualang, tetapi bukan dari rombongan maupun komunitas mereka. Orang tersebut mengaku berasal dari Tanah Tabo.” Berita ini kemudian di sampaikan kepada pimpinan orang Mualang, yakni; Guyau temenggung Budi yang akhirnya membawa seluruh orang – orang Mualang yang dipimpinnya untuk bergabung dengan masyarakat di Tanah Tabo”. Hingga dibatalkanlah rencana untuk mencari rombongan terdahulunya.