Saturday, February 10, 2018

Dayak Akan Bertahan Atau Hilang?

Sebuah tulisan yang layak menjadi renungan dan intermezzo dari penggalan tulisan Halaman Facebook Pulau Dayak. Aku punya seorang adik yang tinggal di kota kabupaten. Aku dayak dari sub etnis bakati. Adik seorang notaris dan beristri dayak sub etnis Suruk. Keluarga adikku dikaruniakan 3 orang anak 1 putri dan 2 putra, Pada saat Natal 2017 aku dan keluarga berkunjung di rumah adikku. Saatnya berkumpul sengaja aku bertanya pada putri adikku,"kamu dayakapa? " sambil menggarukkan kepala dia menatap kedua orang tuanya dantidak bisa menjawab. Tanyaku lagi, " kamu dayak dan bisa bahasa dayakapa? Sekali lagi dia diam dan menatap kedua orang tuanya. Aku alih pertanyaan kepada orang tua mereka, "bahasa dayak mana yg kalian ajarkan pada mereka? Sambil menunjuk ketiga anaknya. Jawaban mereka, "kami mengajarkan bahasa Indonesia Kembali kita kepada judul tulisan ini "DAYAK BERTAHAN ATAU TIDAK?" sebagai contoh kecil pada kejadian diatas sudah pasti kita akan menyimpulkan TIDAK . Mengapa demikian? Karena kebanyakan orangdayak mulai mengajarkan bahasa yg umum yg dipergunakan masyarakat. Tahun 2016 saat kami berkunjung ke Sampit untuk mengikuti nampak tilas kerusuhan Sampit 2000. Kami juga menemukan bukti bahwa dayak akan hilang. Beberapa pemuda di kota Sampit menceritakan bahwa jauh sebelum kerusuhan Sampit mereka tidak tahu mereka adalah dayakkarena mereka pikir mereka adalah banjar (banjar juga masih berdarahdayak) hanya yg kami tekanan disini adalah dayak persubetnis bisabertahan atau tidak. Dalam hati kami lho dan kamipun bertanya,"mengapa?" Jawaban mereka bahwa orang tua mereka mengajarkan bahasa banjar untuk komunikasi sehari hari dan tidak pernah bercerita bahwa mereka adalah dayak. Pertanyaan kami lagi "apakah masih ada orang yg bisa berbahasa dayak Sampit? " ternyata hanya sedikit orang yg bisa berbahasa dayak Sampit itupun hanya orang orang tua yg sudah berumur. Perlu untuk kita ketahui bahwa di Kalteng kaltim dan beberapa daerah di pulau dayak ada beberapa bahasa dayak yg terancam punah bahkan ada yg sudah direkam untuk disimpan di museum. Dalam bahasa, adat istiadat dan budaya dayak memang sangat rentan terhadap kepunahan dan ini merupakan tanggung jawab kita bersama. Sekarang marilah kita menghadirkan dayak dalam kehidupan kita sehari hari agar tidak punah dan mulailah dari komunitas kecil yaitu keluarga kita.

Sumber:

0 komentar:

Post a Comment